Bukan berlebihan jika dikatakan yoga bisa menyembuhkan segala penyakit, termasuk skoliosis. Syaratnya, latihan yoga itu di bawah pengawasan guru yang benar-benar ahli.
Ann Baros dulu adalah penderita skoliosis, kondisi tulang punggung yang membengkok membentuk huruf S. "Saya menderita skoliosis dengan lekukan kurang lebih 2,5 cm ke kanan," kata instruktur yoga Iyengar terkemuka ini.
Secara estetika, tulang punggung jadi tak indah. Di puncak lengkungan, bergantung tingkat keparahan, tulang yang letaknya tak normal itu juga menekan organ-organ tubuh di sekitarnya seperti paru-paru, hati, ginjal, dan juga punggung. Di samping itu, juga terjadi ketegangan di otot-otot punggung. Jadi, nyeri tak tertahankan sudah pasti dirasakan olehnya.
"Kesadaran terhadap tubuh adalah hal yang terutama. Apa sih yang sedang terjadi pada tulang punggung saya? Mengapa saya terus-menerus nyeri pinggul? Kenapa bahu saya tak pernah pulih seperti sediakala setelah operasi? Dan pertanyaan berikutnya adalah apa yang akan saya lakukan selanjutnya?" papar sarjana tari yang kini mengelola studio yoga tradisi Iyengar di Ubud, Bali ini.
Menghadapi skoliosis yang dideritanya itu, Ann Baros mencoba berlatih yoga di bawah bimbingan langsung guru besar BKS Iyengar tahun 1976 di India. Latihan yoga itu terbukti membantu mengatasi tulang punggungnya yang berbentuk S itu.
Reposisi Tulang
Instruktur yoga dengan pengalaman 30 tahun itu merasakan betapa yoga Iyengar benar-benar "mereparasi" tulang punggung dalam segala pose yang ia lakukan. Proses latihan untuk tulang belakang itu disebut pemanjangan (lengthening), yaitu proses menciptakan jarak antara ruas-ruas tulang belakang.
"Proses pemanjangan itu akan menghasilkan otot tulang belakang yang lebih kuat," ujar sarjana tari balet ini. Tentu saja, tulang yang bengkok itu bisa jadi normal.
Proses "pemanjangan" tulang belakang yang merupakan reposisi tulang belakang itu diakuinya merupakan proses yang menyakitkan. "Lewat proses penarikan itu tulang belakang saya kembali vertikal dengan penjajaran tulang yang sempurna. Proses itu memang tak mudah. Kadang saya menangis. Syukurlah, disiplin dan keinginan kuat untuk menyembuhkan tulang punggung memotivasi saya untuk memperdalam latihan," ucapnya.
Karena itu, dia berbagi pengalaman dengan para muridnya bahwa ada rasa sakit saat melakukan yoga atau rasa sakit saat tak beryoga. Bahwa tingkat kesulitan dan kesakitan itu sifatnya relatif, bergantung pada ambang kesakitan yang dimiliki para murid dan keinginan untuk memperbaiki masalah postur tubuh.
"Keberhasilan itu datang berkat repetisi pose tertentu untuk masalah tertentu selama jangka waktu tertentu. Terpenting, ingatlah bahwa kesadaran akan apa yang sedang dialami tubuh adalah yang utama," tuturnya.
Keseluruhan proses reposisi tulang belakang itu berlangsung selama enam bulan. Pose yoga yang paling manjur untuk masalah skoliosis yang dialaminya adalah halasana.
"Halasana adalah pose terbalik, sehingga tulang belakang juga terbalik. Dalam kasus saya, kaki terangkat dan ditempatkan di atas kursi. Lipatan selimut ditempatkan di bawah bahu supaya leher bebas," katanya.
Sementara itu, beban ditempatkan di bagian terlebar sendi bahu sebagai titik tumpu, sehingga bahu dapat berotasi dengan bebas dan tulang punggung dapat naik ke atas. Beban juga ditempatkan di bagian belakang lutut dan digantung dari pergelangan kaki.
Semua beban itu membuat tulang belakang bebas diangkat. "Pose ini ditahan selama 20 menit sehari selama enam bulan," kata Ann.
Kedengarannya berat, ya? "Jangan salah, beban, kursi, selimut itu justru membuat pose yoga jadi lebih mudah dilakukan dan ditahan selama beberapa waktu sesuai keperluan," kata Yusni Irene, praktisi yoga yang kini aktif mengadakan pelatihan dengan mengundang instruktur terkemuka dari luar negeri ke Indonesia.
Kursi, selimut, balok kayo, tali, dan lain-lain itu adalah properti latihan khas yoga tradisi Iyengar. "Ini jadi syarat mutlak untuk berlatih yoga Iyengar. Karena itu, kalau ada guru yoga dari luar akan datang ke Jakarta, mereka akan menanyakan lebih dulu perlengkapan apa saja yang ada di sini," ujar Yusni.
Mirip Dokter
Selain properti latihan, kekhasan lain dalam tradisi Iyengar adalah detail dalam pemberian instruksi gerakan. Tujuannya tak lain adalah supaya otot dan tulang, termasuk juga organ tubuh yang dituju untuk diterapi, benar-benar tercapai. Selain itu, penjajaran tubuh dengan teknik yang benar mendukung tubuh mampu menahan sebuah pose dalam waktu yang ditentukan instruktur.
Karena itu, seorang instruktur yoga Iyengar harus paham benar soal anatomi tubuh manusia. "Instruktur yoga Iyengar itu mirip dokter. Dia tahu benar istilah anatomi," kata wanita yang mengelola sites doyoga.com ini.
Pemahaman soal anatomi dan gerakan yoga itulah yang membuat yoga menjadi alat terapi yang manjur untuk segala macam penyakit. "Tak hanya masalah tulang dan otot seperti skoliosis saja. Masalah seperti pendengaran berkurang, masalah di tempurung lutut, juga penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit jantung koroner," paparnya.
Kelas yoga untuk berbagai penyakit ini disebut Yusni sebagai kelas medis. "Kelas medis ini selalu memakai berbagai macam properti sebagai alat Bantu. Idealnya, satu kelas medis terdiri dari satu guru dan banyak asisten untuk mengawasi setiap gerakan yang dilakukan oleh peserta," ungkapnya.
Namun, diakui oleh perempuan yang pernah latihan yoga selama 5 jam sehari di Ubud, Bali ini, kondisi ideal ini tak mudah diwujudkan karena keterbatasan sumber daya. Masih sangat sedikit instruktur yoga Iyengar yang benar-benar paham. Dia menambahkan bahwa menjadi instruktur tradisi Iyengar yang bersertifikat dari Iyengar pun tak mudah.
Dari itu kelas yang semula ditujukan sebagai kelas medis tak bisa disebut murni kelas medis. "Karena keterbatasan sumber daya, instruktur akan memberi pengarahan soal gerakan-gerakan yang bermanfaat dalam mengatasi nyeri punggung, misalnya. Juga memberi tahu perihal gerakan yang sebaiknya dihindari oleh penderita nyeri punggung," kata mantan pekerja di industri periklanan ini.
Spesialis Pengimpor Guru Yoga
Awalnya Yusni Irene adalah praktisi yoga. Dia rajin "icip-icip" ke berbagai studio dan guru yoga yang ada di Jakarta. Setelah menimba ilmu dari semua guru di Jakarta, dia mulai mengimpor guru dari luar negeri.
"Hingga kemudian saya belajar sampai ke Ubud. Setelah itu saya rajin mendatangkan guru-guru yoga dari luar negeri," katanya.
Rencananya tanggal 2-3 Desember ini Ann Baros akan datang ke Jakarta memberi pelatihan yoga untuk masyarakat awam. "Sebagai mantan penderita skoliosis, Ann Baros kemudian menjadi ahli di bidang penyembuhan skoliosis dan tulang belakang," ungkap Yusni.
Pelatihan ini, tegasnya, berguna untuk orang yang baru tahu sedikit perihal yoga dan ingin memperdalam. "Contohnya belajar yoga dari VCD. Tentu mereka sudah tahu sedikit, tetapi pasti deh masih miskin dalam hal referensi,° katanya. Dengan pelatihan bersama Ann Baros yang sudah makan asam garam yoga selama 30 tahun itu, peserta bisa mempelajari gerakan yoga dengan presisi gerakan yang sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar