(Erabaru.or.id) — Ada dua fasilitas misterius di Distrik Daxing, yang terletak di selatan Kota Beijing. Di Distrik Daxing terdapat banyak lahan pertanian, dengan banyak taman besar. Beberapa bangunan mirip kastil berdiri kokoh di dekat taman-taman ini. Banyak pengunjung datang ke Beijing selama Pertandingan Olimpiade. Jika turis atau jurnalis asing tertarik dengan tempat-tempat ini, silakan kunjungi untuk melihat dari dekat.
Gerbang-gerbang megah terlihat seperti Monumen Arc de Triomphe di Paris atau gerbang sebuah hotel mewah. Keramik dan tembok merah dapat dilihat di balik tembok tinggi. Tembok tinggi dilengkapi dengan kawat yang dialiri listrik pada puncaknya. Mereka merupakan dua fasilitas yang digunakan sebagai penjara dan kamp-kamp kerja paksa.
Apakah negara lain memiliki fasilitas-fasilitas sedemikian ekstensif untuk menahan orang-orang di ibu kotanya? Lebih lanjut, kami belum memperhitungkan pusat-pusat penahanan maupun penjara-penjara lainnya yang tersebar di distrik-distrik dan kabupaten-kabupaten lain di Beijing. Bagaimana menurut anda? Apakah berharga untuk dikunjungi? Mari kita simak lebih lanjut melalui Google Earth.
Para tahanan dari luar Beijing yang dihukum di Beijing dan banyak praktisi Falun Gong yang dihukum secara ‘ilegal’ (tanpa proses pengadilan) dipenjara di sini. Mereka akan diteruskan ke berbagai penjara di seluruh negeri. Area kantor di selatan, sementara lahan pertanian dimana para tahanan bekerja, terletak di utara.
Para tahanan bekerja di dalam ruang di beberapa bangunan. Halaman kecil di pojok kiri bawah adalah tempat yang paling ingin dihindari oleh orang-orang dengan segala cara.
Penjara Wanita Beijing
Dimasa lalu, penjara wanita di Beijing hanya terdiri dari sebuah blok kecil terletak di selatan, di mana terdapat bangunan mirip kastil-kastil berwarna abu-abu begitu pula area perkantoran di sebelah barat. Namun, sejalan dengan penganiayaan Partai Komunis China (PKC) terhadap Falun Gong, penjara wanita ini diperluas. Praktisi Falun Gong Ms. Dong Cui dipukuli hingga tewas di tempat ini. Ms. Xu Na, istri dari Yu Zhou, seorang pemusik dan praktisi yang baru meninggal beberapa bulan lalu sebelum Pesta Olimpiade, juga disiksa secara kejam di sini.
Penjara Beijing dikenal sebagai “Gedung Selatan” karena area penjaranya merupakan barak tentara yang disebut “Gedung Selatan” sebelum PKC mengambil alih kekuasaan. Pada waktu itu, hanya terdapat sebuah bangunan bertingkat tiga di seluruh wilayah Daxing. Bangunan yang unik ini telah dirubah menjadi sebuah penjara.
Pusat Penampungan Kerja Paksa Beijing
Jangan tertipu oleh taman luas di luar komplek perkantoran dan gerbangnya yang indah. Di sinilah lokasi Pusat Penampungan Kerja Paksa Beijing yang paling ditakuti. Hampir semua pekerja paksa di Beijing, mayoritas dari mereka adalah para praktisi Falun Gong yang ditangkap secara ilegal, dikirim ke sini dari pusat-pusat penahanan di berbagai distrik Beijing. Pada waktunya mereka akan dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Beijing atau kamp-kamp kerja di provinsi-provinsi lainnya.
Tempat ini kadangkala disebut “neraka dunia” tidak hanya karena penerapan kerja paksa berat dan peraturan yang amat ketat, tetapi terutama karena penyiksaan kejam dan hukuman kurungan isolasi yang secara rutin diterapkan. Jalan kecil di tepi alun-alun tengah adalah tempat di mana orang-orang dipaksa jongkok dengan tangan diangkat di atas kepala saat kedatangan mereka untuk pertama kali. Banyak yang disetrum dengan tongkat listrik maupun diseret di lapangan hanya karena menolak untuk jongkok.
Lapangan setengah lingkaran yang tersembunyi di belakang bangunan di sebelah kiri ujung adalah pusat pelatihan. Menurut laporan beberapa sumber, penganiayaan dan penyiksaan para praktisi Falun Gong yang dilakukan di pusat pelatihan dari Kamp Kerja Paksa Tuanhe telah diungkap ke seluruh dunia, banyak praktisi yang teguh dikirim ke sini.
Kamp Kerja Paksa Tuanhe
Kamp Kerja Paksa Tuanhe, yang terletak di sebelah barat Pusat Penampungan, adalah tempat di mana para praktisi Falun Gong pria ditahan. Taman besar menghadap selatan jalan adalah area perkantoran, sementara area penjara di sebelah utara jalan. Mereka menata wilayah berumput hijau di depan lapangan penjara bagai kebun binatang. Namun, tidak berarti mereka kalah kejam hanya karena terdapat banyak burung di lapangan. Praktisi Peng Junguang (pria) asal Huairou, Beijing dipukuli hingga tewas di tempat ini.
Kamp Kerja Paksa Tiantanghe/Pusat Pelatihan Hukum
Ada lebih sedikit napi perempuan daripada pria. Inilah mengapa yang dulu dinamakan Kamp Kerja Paksa Tiantanghe, kamp kerja perempuan, sedemikian kecil. Rumah berbentuk “L” dengan halaman kecil di sudut timurlaut dari kamp merupakan pusat pelatihan. Selama dua tahun pertama penganiayaan Falun Gong, polisi menggunakan kawat listrik untuk mengikat sejumlah praktisi perempuan, kemudian menyetrum mereka dengan generator. Para praktisi dalam waktu singkat mendapat luka lepuh di seluruh tubuh mereka.
Setelah Partai Komunis China mulai menindas Falun Gong, banyak praktisi yang menolak melepas latihan ini, dihukum di kamp kerja paksa. Setidaknya separuh dari mereka adalah perempuan. Kamp Kerja Paksa Tiantanghe penuh sesak dalam waktu singkat. Kamp kerja perempuan ini telah bertukar alamat beberapa kali.
Setelah kamp kerja perempuan dipindahkan pada 2001, fasilitas lama digunakan sebagai pusat pelatihan hukum. Pada masa awalnya tempat ini digunakan sebagai pusat indoktrinasi. Sekelompok demi sekelompok praktisi dicuci otak dan disiksa di sini. Belakangan, tempat ini dirubah menjadi kamp konsentrasi rahasia. Para praktisi Falun Gong, rahib-rahib agama Buddha, dan para pengikut Kristen ditahan di sana secara rahasia. Yang mengkhawatirkan pihak luar adalah, orang-orang yang ditahan dinyatakan hilang. Tidak ada yang tahu berapa banyak orang disiksa hingga meninggal di sarang kejahatan ini. Pada 2003, kamp konsentrasi ini diperluas ke arah utara.
Kamp Kerja Paksa Xin'an
Kamp Kerja Paksa Xin'an digunakan untuk menahan para pengguna narkoba pria. Setelah Kamp Kerja Tiantanghe penuh, para pekerja paksa pria dikirim ke timurlaut China. Kemudian tempat ini dijadikan lokasi untuk menyiksa para praktisi perempuan Falun Gong. Penjara wanita berlokasi di selatan, di seberang jalan. Namun, setelah 2003 Kamp Kerja Xin’an menjadi terlalu kecil untuk menahan seluruh praktisi Falun Gong yang dihukum kerja paksa di sana. Kamp kerja wanita itu karenanya diperluas, dipindahkan lagi ke kamp kerja yang baru dibangun. Apa yang Anda lihat di sini juga gedung yang telah diperluas setelah kamp kerja wanita dipindahkan.
Lapangan kecil dengan pintu di sudut barat-daya tetap tidak berubah. Itu merupakan pusat pelatihan, di mana polisi menyiksa para praktisi perempuan Falun Gong dengan menggunakan kurungan kecil, tongkat listrik, motor, dan alat-alat lainnya.
Kamp Kerja Paksa Wanita Beijing
Sekelompok bangunan ini adalah Kamp Kerja Paksa Wanita Beijing yang terkenal kejam. Ms. Wu Junying, seorang praktisi Falun Gong, dipukuli hingga meninggal ketika korban ditahan di kamp kerja ini untuk yang kedua kali.
Sekitar 85 persen dari tahanan di Kamp Kerja Paksa Wanita Beijing adalah praktisi Falun Gong. Di komplek tersebut terdapat tiga bangunan penjara, dan masing-masing berlantai tiga. Satu regu pekerja paksa, sekitar 120 orang, ditahan di setiap lantai.
Gedung berbentuk busur yang tersembunyi di belakang bangunan-bangunan di timur adalah pusat pelatihan. Di sana praktisi Falun Gong Ms. Zhang Lianying dipukuli hingga koma, dengan tengkorak retak.
Fasilitas Penahanan Anak-Anak Beijing
Fasilitas Penahanan Anak-Anak berlokasi di selatan Pusat Penampungan Kerja Paksa. Para pekerja anak-anak digunakan di berbagai pabrik di China. Di kamp-kamp kerja paksa China, para tahanan dipaksa untuk melakukan pekerjaan budak. Mereka yang ditahan di Fasilitas Penahanan Anak-Anak juga dipaksa untuk melakukan pekerjaan demikian.
Pusat Penahanan Chongwen
Pusat Penahanan Chongwen merupakan satu dari sekian banyak pusat penahanan di Beijing. Ms. Xu Na, istri dari praktisi Yu Zhou sekarang ditahan di sini.
Foto-foto selengkapnya ada di:
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2008/8/24/184671.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/9/5/100392.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar