Jumat, 14 Agustus 2009

Tomy Winata Siapkan Rp100 Trilyun !


Bangun Jembatan Selat Sunda

Bos Artha Graha Tomy Winata, memprakarsai pembangunan jembatan Selat Sunda yang akan menghubungkan Pulau Jawa dan Sumetera. Jika rencana pembangunan jembatan itu benar-benar rampung pada 2020, maka diperlukan anggaran Rp100 trilun.

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengatakan, pembangunan jembatan itu akan membutuhkan anggaran Rp100 triliun. ”Jumlah itu hanya untuk infrastruktur jembatan, belum termasuk lahan yang dikembangkan di kedua provinsi tersebut,” kata Atut dalam penyerahan prastudi kelayakan pembangunan jembatan Selat Sunda kepada pemerintah di Hotel Borobudur, Jakarta.

Atut mengatakan, pendanaan akan berasal dari konsorsium yang dibentuk kemudian. Atut berharap, pemerintah pusat bisa membuat payung hukum dan lembaga yang bisa menjamin keberlanjutan pembangunan jembatan itu. Pembangunan itu, lanjut dia, akan menambah pertumbuhan ekonomi di provinsinya 2-8 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Lampung bertambah 4-11 persen.

Prastudi kelayakan dikerjakan pemrakarsa megaproyek itu, yakni PT Bangungraha Sejahtera Mulia (BSM), salah satu perusahaan yang tergabung dalam Artha Graha Network (AGN). Penyerahan prastudi kelayakan dilakukan Dirut BSM Agung Prabowo dan Bos Artha Graha Tomy Winata kepada Men PPN Paskah Suzetta, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Lampung Sjahroedin Z.P.

Meski proyek ini bersifat jangka panjang, Tomy Winata optimistis pembangunan ini akan didukung pemerintah. ”Ini proyek dibangun demi kepentingan bangsa dan rakyat. Saya kira siapapun pemerintahnya nanti, pasti punya komitmen,” kata Tomy. Ia mengatakan, efek berlipat keuntungan ekonomi ini akan dinikmati seluruh pebisnis khususnya di Banten dan Lampung.

Meski demikian, Tomy mengatakan ketertarikannya terhadap proyek ini bukan semata pertimbangan ekonomis. ”Kalau mulai dengan keuntungan, saya tidak mulai ini proyek. Waktu diresmikan nanti, saya umur 63 tahun menanggung utang Rp100 triliun,” kata Tomy.

Panjang jembatan selat Sunda hampir mencapai 30 kilometer dan memanfaatkan sejumlah pulau kecil di selat tersebut. Ini artinya, lebih dari lima kali lipat dari panjang Jembatan Suramadu yang mencapai 5,4 kilometer. Prastudi kelayakan sudah mempertimbangkan potensi gempa, serta dampak dari letusan anak Gunung Krakatau.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta optimistis megaproyek itu akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara nasional. ”Hampir 80 persen penduduk Indonesia berada di Jawa dan Sumatera. Dengan begitu, pembangunan jembatan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Paskah.

Paskah mengatakan, lalu lintas barang dan penumpang di pelabuhan Merak-Bakauheni diperkirakan terus bertambah. Saat ini, jumlah penumpang yang menyeberang di pelabuhan itu mencapai 20 juta orang dan 1,75 juta ton barang per tahun. Pada 2020, diperkirakan meningkat menjadi 40 juta orang dan 3,5 juta ton barang.

Paskah mengatakan secara ekonomis, pembangunan jembatan ini cukup menguntungkan. Dokumen prastudi kelayakan akan dikaji pemerintah, dan ketika disetujui dan mulai dilelang, pemrakarsa akan mendapatkan nilai preferensi 10 persen.

Gubernur Lampung Sjahroedin Z. P mengatakan, sepuluh tahun ke depan pelabuhan Merak-Bakauheni tidak akan mampu menampung laju pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi di Lampung dan Banten.

http://batampos.co.id/Utama/Utama/_Tomy_Winata_Siapkan_Rp100_T.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar