Google Rugi $1 Milyar/Tahun dari Click Fraud
Google AdWords adalah sebuah jasa di mana mereka mengumpulkan para pengiklan dan situs-situs yang menampilkan iklan di mana situs-situs tersebut menerima komisi berdasarkan jumlah click yang diterima oleh iklan-iklan yang dipasangkan di situs tersebut.
Belakangan ini, para pengiklan telah meminta Google untuk mengukur penetrasi dan seberapa efektif-nya pelayanan tersebut. Dari penjelasan Google, mereka mengatakan bahwa setiap tahunnya mereka kehilangan $1 milyar dari click fraud (penipuan klik yang dilakukan oleh pemilik situs sendiri). Aplikasi-aplikasi telah didesain secara khusus untuk meng-klik sebuah iklan berkali-kali untuk meningkatkan pengeluaran iklan perusahaan rival anda atau meningkatkan pendapatan yang diterima si pemilik situs.
"Tingkat aktivitas penipuan klik yang kita alami tetap berada di sedikit kurang dari 10% dari seluruh klik sejak peluncuran AdWords di tahun 2002. Dalam kondisi pendapatan Google sekarang ini, setiap 1% klik palsu merupakan kehilangan pendapatan sebesar lebih dari $100 juta setiap tahunnya," sebut Shuman Ghosemajumder, product manager Google untuk divisi trust and safety.
Google tidak membebankan klik palsu kepada para pengiklan. Sebagai contoh, apabila 10 dari 100 klik yang dianggap palsu, Google tidak membebankan biaya apapun kepada pengiklan, mengurangi pendapatan Google.
Perusahaan yang bermarkas di California ini sebelumnya diprotes karena laporan-laporan yang keluar sebelumnya menunjukkan bahwa sebanyak satu per tiga dari klik yang diterima oleh Google adalah klik palsu. Google terpaksa mengeluarkan $90 juta untuk menyelesaikan sebuah tuntutan pemalsuan klik di bulan Juli 2006 di mana $60 juta dibayarkan kepada si penuntut dan $30 juta untuk pengacara.
"Pemalsuan klik adalah sesuatu yang kita anggap sangat serius dan hal ini membutuhkan riset dan pengembangan intensif untuk ditangani secara efektik," lanjut Ghosemajumder. "Kami mempublikasikan statistik ini untuk menyediakan layanan yang lebih transparan kepada para pengiklan Google dan komunitas secara menyeluruh," dan Ghosemajumder menitik beratkan kepada fakta bahwa "statistik ini melambangkan prelindungan proaktif yang kita berikan dan bagaimana hal ini berhasil meminimalkan efek pemalsuan klik kepada para pengiklan."
Tahun lalu, Google meluncurkan sebuah fitur yang dinamakan AdWords Report Center yang memperlihatkan para pengiklan seberapa banyak klik yang dianggap palsu. Di blog AdWords, Google menjelaskan bahwa mereka menganggap sebuah klik sebagai palsu lewat sebuah sistem yang memiliki tiga tahap. Sebagian besar klik palsu dideteksi dan dianalisa secara otomatis di tahap pertama.
Tahap kedua menggunakan analisa otomatis dan manual di jaringan AdSense untuk menghapus klik palsu sebelum mereka ditambahkan ke akun pengiklan. Tahap terakhir adalah investigasi klik palsu yang dilaporkan oleh pengiklan. Menurut Ghosemajumder, hanya 0,02% klik palsu yang termasuk ke dalam kategori ini.
Kutipan asli :
Google Inc. loses about $1 billion US a year to "click fraud" or other invalid click-throughs on its ad service, the company says.
Advertisers have been asking Google for a clearer picture of the reach and effectiveness of their ads.
Google's AdWords service brings together advertisers and websites willing to display their ads. Advertisers pay Google a fee based on the number of click-throughs, and site operators receive a commission for each time that a visitor clicks on an ad.
Special software that can click on an ad repeatedly can be used to inflate a rival company's advertising costs or boost a site operator's own revenue gained from displaying the ads.
"Our invalid clicks rate — the activity rate — has remained in the range of less than 10 per cent of all clicks every quarter since we launched AdWords in 2002. At Google's current revenue rate, every percentage point of invalid clicks we throw out represents over $100 million [US per] year in potential revenue foregone," Shuman Ghosemajumder, Google's business product manager for trust and safety, wrote in a post to the company's Inside AdWords blog late Thursday.
Google does not charge its advertisers for clicks it determines to be invalid. For example, if 10 out of 100 clicks were excluded Google would not charge its advertisers for the invalid clicks, cutting into the company's revenue.
Continue Article
The Mountain View, Calif., internet search giant had previously come under fire after earlier reports that as much as a third of click-throughs on ads the company offered were false.
Google settled a click-fraud lawsuit in July 2006 for $90 million US, with $60 million in ad credits going to the claimants and $30 million paid to the plaintiffs' lawyers.
"Click fraud protection is something we take very seriously, and it requires a great deal of research and development to do effectively," Ghosemajumder said in the blog post.
"We are disclosing these network-wide figures in order to provide greater transparency to Google advertisers and the marketplace as a whole," he said, emphasizing that the "figures illustrate the significant level of proactive protection we provide, and how this has resulted in minimizing the actual impact of click fraud on advertisers."
3-stage system
Last year, Google launched a feature called the AdWords Report Center that shows advertisers how many clicks are being excluded.
In the blog post, the company explained that it determines which clicks are invalid through a three-stage system. Most of the illegitimate clicks are automatically detected analyzed and filtered out in the first stage, Ghosemajumder said.
The second part uses automatic and manual analysis of the AdSense network to weed out false clicks before they are logged to an advertiser's account.
The final aspect is investigation of alleged false clicks reported by an advertiser. Just 0.02 per cent of click-throughs that are ultimately excluded fall into this category, Ghosemajumder said.
Sumber : cbc
Baca Juga :
Haruskah Semua Situs di Adsenisasi ?
Tidak Gampang Dapatkan Duit Dari Google Adsense
Mari Selamatkan Google Adsense Indonesia
Google AdWords adalah sebuah jasa di mana mereka mengumpulkan para pengiklan dan situs-situs yang menampilkan iklan di mana situs-situs tersebut menerima komisi berdasarkan jumlah click yang diterima oleh iklan-iklan yang dipasangkan di situs tersebut.
Belakangan ini, para pengiklan telah meminta Google untuk mengukur penetrasi dan seberapa efektif-nya pelayanan tersebut. Dari penjelasan Google, mereka mengatakan bahwa setiap tahunnya mereka kehilangan $1 milyar dari click fraud (penipuan klik yang dilakukan oleh pemilik situs sendiri). Aplikasi-aplikasi telah didesain secara khusus untuk meng-klik sebuah iklan berkali-kali untuk meningkatkan pengeluaran iklan perusahaan rival anda atau meningkatkan pendapatan yang diterima si pemilik situs.
"Tingkat aktivitas penipuan klik yang kita alami tetap berada di sedikit kurang dari 10% dari seluruh klik sejak peluncuran AdWords di tahun 2002. Dalam kondisi pendapatan Google sekarang ini, setiap 1% klik palsu merupakan kehilangan pendapatan sebesar lebih dari $100 juta setiap tahunnya," sebut Shuman Ghosemajumder, product manager Google untuk divisi trust and safety.
Google tidak membebankan klik palsu kepada para pengiklan. Sebagai contoh, apabila 10 dari 100 klik yang dianggap palsu, Google tidak membebankan biaya apapun kepada pengiklan, mengurangi pendapatan Google.
Perusahaan yang bermarkas di California ini sebelumnya diprotes karena laporan-laporan yang keluar sebelumnya menunjukkan bahwa sebanyak satu per tiga dari klik yang diterima oleh Google adalah klik palsu. Google terpaksa mengeluarkan $90 juta untuk menyelesaikan sebuah tuntutan pemalsuan klik di bulan Juli 2006 di mana $60 juta dibayarkan kepada si penuntut dan $30 juta untuk pengacara.
"Pemalsuan klik adalah sesuatu yang kita anggap sangat serius dan hal ini membutuhkan riset dan pengembangan intensif untuk ditangani secara efektik," lanjut Ghosemajumder. "Kami mempublikasikan statistik ini untuk menyediakan layanan yang lebih transparan kepada para pengiklan Google dan komunitas secara menyeluruh," dan Ghosemajumder menitik beratkan kepada fakta bahwa "statistik ini melambangkan prelindungan proaktif yang kita berikan dan bagaimana hal ini berhasil meminimalkan efek pemalsuan klik kepada para pengiklan."
Tahun lalu, Google meluncurkan sebuah fitur yang dinamakan AdWords Report Center yang memperlihatkan para pengiklan seberapa banyak klik yang dianggap palsu. Di blog AdWords, Google menjelaskan bahwa mereka menganggap sebuah klik sebagai palsu lewat sebuah sistem yang memiliki tiga tahap. Sebagian besar klik palsu dideteksi dan dianalisa secara otomatis di tahap pertama.
Tahap kedua menggunakan analisa otomatis dan manual di jaringan AdSense untuk menghapus klik palsu sebelum mereka ditambahkan ke akun pengiklan. Tahap terakhir adalah investigasi klik palsu yang dilaporkan oleh pengiklan. Menurut Ghosemajumder, hanya 0,02% klik palsu yang termasuk ke dalam kategori ini.
Kutipan asli :
Google Inc. loses about $1 billion US a year to "click fraud" or other invalid click-throughs on its ad service, the company says.
Advertisers have been asking Google for a clearer picture of the reach and effectiveness of their ads.
Google's AdWords service brings together advertisers and websites willing to display their ads. Advertisers pay Google a fee based on the number of click-throughs, and site operators receive a commission for each time that a visitor clicks on an ad.
Special software that can click on an ad repeatedly can be used to inflate a rival company's advertising costs or boost a site operator's own revenue gained from displaying the ads.
"Our invalid clicks rate — the activity rate — has remained in the range of less than 10 per cent of all clicks every quarter since we launched AdWords in 2002. At Google's current revenue rate, every percentage point of invalid clicks we throw out represents over $100 million [US per] year in potential revenue foregone," Shuman Ghosemajumder, Google's business product manager for trust and safety, wrote in a post to the company's Inside AdWords blog late Thursday.
Google does not charge its advertisers for clicks it determines to be invalid. For example, if 10 out of 100 clicks were excluded Google would not charge its advertisers for the invalid clicks, cutting into the company's revenue.
Continue Article
The Mountain View, Calif., internet search giant had previously come under fire after earlier reports that as much as a third of click-throughs on ads the company offered were false.
Google settled a click-fraud lawsuit in July 2006 for $90 million US, with $60 million in ad credits going to the claimants and $30 million paid to the plaintiffs' lawyers.
"Click fraud protection is something we take very seriously, and it requires a great deal of research and development to do effectively," Ghosemajumder said in the blog post.
"We are disclosing these network-wide figures in order to provide greater transparency to Google advertisers and the marketplace as a whole," he said, emphasizing that the "figures illustrate the significant level of proactive protection we provide, and how this has resulted in minimizing the actual impact of click fraud on advertisers."
3-stage system
Last year, Google launched a feature called the AdWords Report Center that shows advertisers how many clicks are being excluded.
In the blog post, the company explained that it determines which clicks are invalid through a three-stage system. Most of the illegitimate clicks are automatically detected analyzed and filtered out in the first stage, Ghosemajumder said.
The second part uses automatic and manual analysis of the AdSense network to weed out false clicks before they are logged to an advertiser's account.
The final aspect is investigation of alleged false clicks reported by an advertiser. Just 0.02 per cent of click-throughs that are ultimately excluded fall into this category, Ghosemajumder said.
Sumber : cbc
Baca Juga :
Haruskah Semua Situs di Adsenisasi ?
Tidak Gampang Dapatkan Duit Dari Google Adsense
Mari Selamatkan Google Adsense Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar