Siapa bilang preman ga punya masa depan? Pak E alias Sisco yang bernama asli Siswanto Wiropuspito adalah preman insyaf yang membangun kembali masa depannya. Mantan Pengamen Jalanan dan Preman Blok M di tahun 1996 itu, kini sukses mengelola Restoran Blok M di Melbourne, Australia. Nama Blok M dipilih untuk mengenang masa lalunya yang kelam. Kalo pas lagi mampir di Melbourne, silakan sambangi warungnya yang terletak di Commercial Road, Prahran. Pak’E yang dulu bolak balik keluar penjara, pengedar narkoba, dan pencopet, menjalankan usaha restonya itu dengan bermodalkan semangat dan kerja keras. Selain memasak, ia juga kerap menghibur tamunya dengan menyanyikan lagu-lagu jalanan.
Waktu kita mampir ke sana, sederetan menu disajikan untuk menyambut kita. Menunyapun unik, lumayan buat menghibur kerinduan pada jajanan tanah air. Ada Gule Tikus Blok M, Nasi Goreng Wong Edan, Gudeg Mbah Maridjan, Ikan Bakar SMS (Sarana Menuju Selingkuh), Lontong ATM (Anak Tampang Mesum), Soto Gempa Bumi, dan minuman spesial Wedang Jahe Bakar. Secara resto orang Australia, memang resto milik Pak E ini keliatan lebih kumuh. Konon katanya, petugas Higienitas dari Departemen Kesehatan Australia memerintahkan restoran ini untuk ditutup karena tidak memenuhi prosedur higienitas mereka. Namun saat mereka mencicipi tongseng kambing olahan Pak E, mereka sungguh terpesona dengan rasanya yang begitu ’mak nyuus’ kalo kata Pak Bondan. Dan yang mengejutkan, petugas tersebut keesokan harinya mengajak keluarganya makan di situ. Bahkan, saat anaknya ulang tahun, acaranya dirayakan restoran milik Pak’E.
Pak’E merasa bersyukur dengan kehidupannya sekarang. Selama sepekan resto ini menghasilkan lebih dari 7000 dollar Australia atau sekitar Rp49 juta. Resto ini juga menjadi langganan para pejabat, selebritis, dan tokoh-tokoh Indonesia apabila mereka sedang berkunjung ke Melbourne. Hal itu tampak dari foto-foto yang dipajang di seantero dinding restaurant. Jadi, benar kata orang bijak, jangan menyepelekan makanan. Lewat makanan, pak’E membangun kembali masa depannya.
Sumber artikel
Waktu kita mampir ke sana, sederetan menu disajikan untuk menyambut kita. Menunyapun unik, lumayan buat menghibur kerinduan pada jajanan tanah air. Ada Gule Tikus Blok M, Nasi Goreng Wong Edan, Gudeg Mbah Maridjan, Ikan Bakar SMS (Sarana Menuju Selingkuh), Lontong ATM (Anak Tampang Mesum), Soto Gempa Bumi, dan minuman spesial Wedang Jahe Bakar. Secara resto orang Australia, memang resto milik Pak E ini keliatan lebih kumuh. Konon katanya, petugas Higienitas dari Departemen Kesehatan Australia memerintahkan restoran ini untuk ditutup karena tidak memenuhi prosedur higienitas mereka. Namun saat mereka mencicipi tongseng kambing olahan Pak E, mereka sungguh terpesona dengan rasanya yang begitu ’mak nyuus’ kalo kata Pak Bondan. Dan yang mengejutkan, petugas tersebut keesokan harinya mengajak keluarganya makan di situ. Bahkan, saat anaknya ulang tahun, acaranya dirayakan restoran milik Pak’E.
Pak’E merasa bersyukur dengan kehidupannya sekarang. Selama sepekan resto ini menghasilkan lebih dari 7000 dollar Australia atau sekitar Rp49 juta. Resto ini juga menjadi langganan para pejabat, selebritis, dan tokoh-tokoh Indonesia apabila mereka sedang berkunjung ke Melbourne. Hal itu tampak dari foto-foto yang dipajang di seantero dinding restaurant. Jadi, benar kata orang bijak, jangan menyepelekan makanan. Lewat makanan, pak’E membangun kembali masa depannya.
Sumber artikel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar