Kamis, 17 Januari 2008

Psychopuncture : Terapi Jiwa dan Fisik ala Timur-Barat

SERING kali penyembuhan atau antisipasi suatu penyakit hanya mengedepankan
obyek fisik semata, yaitu tubuh. Padahal kesehatan jiwa tak kalah pentingnya
dan berpengaruh pada kesehatan fisik seseorang.

Jiwa yang sehat dapat memberi energi positif kepada tubuh, begitu pula
sebaliknya. Namun, selama ini ilmu kedokteran modern dengan berbagai
spesialisasinya membuat masalah kesehatan manusia kerap ditangani secara
parsial.

Suatu terapi yang mencoba menerapkan pendekatan holistik, fisik, dan jiwa
adalah terapi psychopuncture (baca: saikopangcur).

Psychopuncture merupakan perpaduan ilmu dan seni pengobatan ala Timur dan
Barat mengenai kesehatan tubuh dan kejiwaan manusia. Pemahaman terhadap diri
sendiri merupakan gerbang terapi psychopuncture. Jika akupuntur
(acupuncture) merupakan terapi tusukan jarum pada tubuh manusia, pada
psychopuncture tak hanya tubuh yang mendapat "tusukan", tetapi juga
sukmanya.

Psychopuncture diperkenalkan oleh Dr Hallym Calehr MD PhD, seorang
berkebangsaan Indonesia yang selama ini tinggal di Jerman dan guru besar
pada Universitas St Petersburg, Rusia. Hallym telah merintis dan
mengembangkan psychopuncture sejak tahun 1972 di Jerman. Hallym sendiri
telah mematenkan model terapi yang diformulasikannya tersebut di Federal
German Patent Office di Muenchen, Jerman.

Terapi psychopuncture merupakan perpaduan ilmu pengobatan China, India
(ayurveda), dan psychoanalysis Freud dari Barat. Psychopuncture juga
dimaksudkan tak sekadar untuk mengobati, tetapi juga mengantisipasi berbagai
gangguan kesehatan jiwa dan fisik, terutama akibat ketidakseimbangan cara
hidup manusia itu sendiri. Di Universitas St Petersburg, Rusia,
psychopuncture telah menjadi ilmu dasar bagi ranah ilmu kedokteran
komplementer.

"Di Rusia disebutnya nontraditional, di negara-negara Barat seperti Amerika
disebut complementary, sementara di Indonesia kerap disebut alternatif.
Bedanya di sini yang disebut alternatif itu terkesan tidak ilmiah dan tidak
dapat dipertanggungjawabkan. Sementara di Barat dan Rusia sudah lebih dikaji
dan dipelajari secara ilmiah di berbagai universitas," tutur Hallym.

MENURUT dia, dalam mendiagnosis pasien atau kliennya, pertama-tama orang
tersebut diminta memilih dua buah boneka dari sepuluh boneka yang dijejerkan
di meja ruang praktiknya. Boneka-boneka tersebut terbuat dari kayu dengan
berbagai macam ciri ekspresi dan warna.

"Pasien akan saya suruh memilih boneka yang disukainya, setelah itu memilih
boneka yang tidak disukainya," ujar Hallym.

Dia menjelaskan, pemilihan boneka kayu tersebut harus dilakukan spontan
tanpa perlu berpikir lama. Dalam hal ini, pemilihan boneka secara spontan
merupakan refleksi dorongan alam bawah sadar sang pasien. Metode diagnosis
tersebut dia sebut BEST-basic emotional structuring test atau tes struktur
emosi dasar. Melalui metode tersebut dapat dipetakan hubungan yang saling
terkait antara tubuh, pikiran, emosi, dan jiwa seseorang.

Pemilihan boneka yang disukai dan tidak disukai secara spontan tersebut
merupakan pintu gerbang untuk mengenali karakter emosi, jiwa, pikiran, dan
fisik pasien. Hal ini yang lalu dapat membantu pasien lebih memahami dan
menyadari tentang dirinya sendiri.

"Ini bukan paranormal-paranormalan. Cara ini merupakan upaya mendiagnosis
diri pasien. Setiap pasien punya keunikan tersendiri," kata Hallym yang
berlatar belakang pendidikan ilmu psikiatri ini.

Sepuluh macam boneka tersebut sebenarnya merupakan formulasi dari sepuluh
macam ekspresi manusia (dexa-physiognogram) yang merupakan skala dari
sepuluh emosi dasar manusia (dexa-emotionogram) dan sepuluh aura manusia
(dexa-aurogram).

Dari pemilihan tersebut, dapat dilihat struktur bangunan ego seseorang.
Setiap boneka memiliki jenis-jenis emosi tertentu yang berkelindan dengan
lima unsur (air, kayu, api, tanah, dan logam) dalam keseimbangan yin dan
yang.

Pemilihan boneka yang disukai atau disebut boneka simpati merupakan cermin
dari ideal ego pasien. Sementara pemilihan boneka yang tidak disukai atau
antipati merupakan cermin dari original ego pasien.

Ideal ego tersebut berkembang selama fase Oedipus menurut psikoanalisis
Freud, saat usia 5-7 tahun, misalnya ketika anak perempuan cenderung
mengagumi ayahnya dan anak laki-laki mengagumi ibunya. Sementara original
ego terbentuk sebelum masa Oedipus, yaitu usia antara 2-5 tahun. Original
ego ini bisa disebut sebagai batang atau pokok (stem) dari bangunan pohon
ego seseorang, sedangkan ideal ego merupakan dahan (branch) dari pohon ego
tersebut.

"Kemudian dari ideal ego dapat terproyeksikan apa yang disebut id ego, yaitu
semacam bibit ego seseorang yang telah terbawa sejak dia lahir atau
terbentuk menjadi manusia. Ini adalah ego yang paling dini yang juga
diturunkan secara genetis," tutur Hallym yang juga mendalami sufisme.

Sementara dari original ego, dapat diproyeksikan subego atau akar ego
seseorang (terbentuk di usia 0-2 tahun) dan superego. Superego adalah ego
yang mendominasi original ego seseorang, yang merupakan adaptasinya terhadap
lingkungan, hasil dari suatu mekanisme pertahanan dalam rentang hidup
seseorang. Ego tersebut berkembang pada masa usia 7-25 tahun dan berlangsung
seterusnya sehingga juga disebut present ego atau ego terkini.

Melalui struktur bangunan ego yang telah terpetakan tersebut, Hallym tidak
hanya dapat mendiagnosis struktur ego pasien, tetapi juga berusaha mengenali
potensi kelebihan dan kelemahan fisik, pikiran, dan jiwa pasien. Setelah
pemilihan boneka yang memakan waktu sekitar lima menit, diagnosis struktur
ego berlangsung sekitar 20 menit.

Setelah itu, pasien diberi tusukan akupuntur pada titik-titik tertentu di
tubuhnya sambil pasien diajak bermeditasi dengan tuntunan Hallym. Selama
meditasi, akan diperdengarkan alunan musik tertentu yang cocok dengan
karakteristik struktur ego pasien.

Setelah diagnosis dengan metode boneka tersebut, pasien akan diajak lebih
mengenali dirinya. Hallym biasanya juga akan merekomendasikan semacam cara
hidup baru bagi pasien yang sepatutnya diikuti. Gerakan-gerakan yoga
tertentu, misalnya, bisa menjadi latihan yang direkomendasikan kepada
pasien. Ada pula jenis makanan tertentu yang sebaiknya dikurangi atau
dikonsumsi. Meditasi juga dapat rutin dilakukan, misalnya, pada pagi dan
malam hari.

Terapi psychopuncture selama ini dijalani banyak orang dengan beragam latar
belakang masalah kesehatan fisik dan jiwa demi memaksimalkan kualitas
kesehatannya. Mulai dari pecandu narkotika, alkoholik, penderita depresi,
hingga konseling keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar