Selasa, 28 April 2009

Seluruh Dunia Siaga Flu Babi ( Alert ! )


Flu babi menjadi ancaman paling ditakuti di seluruh dunia saat ini. Setelah mematikan lebih dari 100 rakyat Meksiko, jumlah pemerintah yang mengonfirmasi terjadi kasus flu babi pada manusia di negaranya terus bertambah.

Berbagai negara, mulai Selandia Baru hingga Spanyol, memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Amerika Utara, tempat awal munculnya wabah. Pemerintah yang lain merencanakan karantina, memperketat aturan impor daging babi, dan memeriksa suhu tubuh penumpang pesawat. Para pejabat kesehatan global juga tinggal menunggu waktu menaikkan tingkat peringatan pandemi global.

Sayang, seperti yang selalu dilakukan setiap mulai muncul krisis global apa pun, pemerintah selalu menyatakan tidak perlu khawatir. Kemarin (27/4) Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengimbau masyarakat untuk tidak panik terhadap kemungkinan munculnya penyakit flu babi di Indonesia.

Siti menegaskan bahwa penyakit flu babi alias H1N1 berpotensi kecil untuk tersebar di tanah air. Angka kematian akibat flu burung (H5N1) jauh lebih tinggi, yakni 80-90 persen, ketimbang flu babi (H1N1), yakni 6,4 persen. Namun, masyarakat harus tetap waspada karena sudah ada konfirmasi virus ini dapat ditularkan melalui manusia ke manusia. ''Virus H1N1 hanya hidup pada daerah subtropik. Untuk Indonesia, kemungkinannya sangat kecil karena beriklim tropis. Meski demikian, masyarakat harus tetap waspada," kata Menkes dalam jumpa pers setelah rapat koordinasi penanggulangan flu babi di Kantor Menko Kesra, Jakarta.

Rapat koordinasi dihadiri oleh Departemen Perhubungan, Departemen Kesehatan, Polri, Depdagri, Departemen Kebudayan dan Pariwisata, Deptan, Depkeu, dan Deplu.

Untuk mewaspadai munculnya penyakit tersebut di Indonesia, Departemen Kesehatan (Depkes) telah meminta pihak terkait untuk menghentikan impor daging babi. Selain itu, Depkes melakukan surveillance pada sejumlah peternakan babi di Indonesia yang jumlahnya kini mencapai 9 juta ekor. ''Sementara bagi pendatang yang masuk ke Indonesia melalui bandara telah disiagakan thermo scanner,'' ujar Siti.

Thermo scanner adalah alat yang dapat mendeteksi suhu tubuh manusia yang bertemperatur tinggi. Jika tubuh manusia yang diperiksa lebih dari 38 derajat Celsius, alat akan berbunyi. Jika ada yang dicurigai terinfeksi flu babi, akan diberi Kartu Bahaya Kesehatan (Health Alert Card) yang sudah disiapkan Depkes. Kartu itu diberikan kepada perusahaan penerbangan dan pelabuhan. Kartu tersebut akan dibagikan dan harus diisi oleh pendatang mengenai kondisi kesehatannya. Misalnya, pendatang tersebut sedang flu atau tidak.

Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (PPBB) Depkes Rita Kusriastuti menambahkan, thermo scanner telah disiagakan di sepuluh bandara dan pelabuhan. Antara lain, Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusumah di Jakarta, Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Hang Nadim di Batam, Bandara Hasanudin di Makassar, Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bandara Sepinggan di Balikpapan, dan Pelabuhan Tanjung Priok di Terminal satu dan dua. ''Sedangkan untuk obat, telah disiapkan stok 3 juta obat tamiflu (obat yang sama untuk flu burung). Selain itu, 100 RS rujukan juga telah dilatih kembali," kata Rita.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie menyatakan, flu babi sangat mungkin menjadi pandemi.''Karena itu, pemerintah akan mengusahakan pencegahan penyebarannya di Indonesia,'' ujar dia.

Ical -panggilan akrab Aburizal- mengatakan telah menerima laporan dari menteri pertanian, menteri kesehatan, dan Komisi Nasional Pengendalian Flu Burung dan Pandemi Influenza dalam rapat koordinasi. ''Kita akan bahas langkah-langkah agar flu babi tidak menyebar di Indonesia, berdasar pengalaman pencegahan pandemi flu burung,'' kata Ical lagi. Saat ini, dia melanjutkan, sedang dilakukan latihan jika virus H1N1/flu babi itu menyerang Indonesia. Latihan itu menyangkut cara evakuasi, cara pengiriman ke rumah sakit, hingga pengobatan.

Mengutip keterangan Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), flu babi yang menyerang saat ini berbeda dengan jenis flu yang biasa ada pada manusia atau babi. Jenis flu baru ini terdiri atas materi genetik babi, burung, dan manusia. Jenis baru ini bisa menular antarmanusia. Tanda awal terkena flu babi ditunjukkan dengan gejala mirip flu, yakni demam, lelah, nafsu makan hilang, dan batuk. Beberapa penderita mengalami hidung berlendir, tenggorokan sakit, muntah-muntah, dan diare.

Apakah virus flu babi bisa menular lewat konsumsi daging babi ? CDC mementahkan kemungkinan itu. Sebab, babi yang masuk ke pemotongan hewan harus dipastikan bebas dari flu. Selain itu, proses pemasakan daging akan membunuh virus. Cara efektif menghindari flu baru ini adalah membiasakan mencuci tangan secara teratur, menggunakan sabun.

Ketua Laboratorium Flu Burung Universitas Airlangga Surabaya Choirul Anwar Nidom menyatakan, dari hasil penelitian di laboratoriumnya, untuk saat ini belum ditemukan babi lokal Indonesia yang mengandung virus seperti virus flu babi di Meksiko.

http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=66179

Tidak ada komentar:

Posting Komentar