Jangan dikira hanya pekerja seks komersil yang berisiko tinggi terkena HIV/AIDS. Ibu rumah tangga pun bisa menghadapi ancaman yang sama. Pemakaian kondom dapat mengurangi risiko penularan HIV pada perilaku seksual berisiko.
Hari ini dunia memperingati Hari AIDS Sedunia. Mengusung tema "Akses Universal dan Hak Asasi Manusia", masyarakat diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan virus HIV penyebab AIDS melalui tindakan pencegahan tepat. Bertepatan dengan itu, Indonesia untuk ketiga kalinya juga menggelar Pekan Kondom Nasional (PKN), 30 November-7 Desember 2009.
Hingga 30 September 2009, Departemen Kesehatan RI mencatat jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 18.442 kasus. Namun, kasus HIV dan AIDS bak fenomena gunung es, dimana jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit dibandingkan kondisi sebenarnya. Diperkirakan ratusan ribu orang saat ini yang hidup dengan HIV di Indonesia. Orang-orang yang hidup dengan HIV dan AIDS (ODHA) juga sudah makin beragam termasuk anak-anak, remaja, dan ibu rumah tangga.
Bila pada tahun-tahun pertama penyebaran virus HIV dan AIDS di Indonesia penyebab utamanya adalah melalui jarum suntik, saat ini tren penyebaran virus HIV dan AIDS telah bergeser ke perilaku seks berisiko.
Tahun 2008 misalnya, sebanyak 46,2 persen penularan HIV dan AIDS terjadi melalui hubungan seksual. Tahun ini, berdasarkan laporan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional bulan Januari- Maret 2009, proporsi penularan HIV melalui hubungan seksual (baik heteroseksual maupun homoseksual) bahkan mencapai 60 persen. Berhubungan seksual memang merupakan hak asasi manusia karena terkait pemenuhan kebutuhan biologis. Namun, jika risikonya bisa tertular HIV, siapa yang mau?
Sekretaris KPA Nasional, Nafsiah Mboi, mengatakan, Pekan Kondom Nasional ke-3 bertujuan menyelamatkan jiwa melalui pemakaian kondom pada setiap hubungan seksual berisiko. Nah, yang perlu digarisbawahi bahwasanya perilaku seks berisiko tidak selalu diartikan berzina atau merujuk pada kaum pekerja seks komersial.
"Hubungan seks pada pasangan suami-istri juga bisa berisiko terjadi penularan HIV kalau tidak memakai kondom, terutama bila salah satu pihak telah terinfeksi HIV," ujarnya dalam Seminar Nasional AIDS yang bersamaan dengan pembukaan PKN 2009 di auditorium FKUI Jakarta, kemarin.
Wanita yang akrab disapa Naf itu mengungkapkan, saat ini terdapat sekitar 233.000 pekerja seks komersial dengan jumlah laki-laki "pembeli" seks sekitar 7-9 juta orang. Ironisnya dari jumlah tersebut hanya 10-20 persen saja yang mau memakai kondom. Dengan kata lain, 6 juta wanita terancam terinfeksi HIV karena menikah dengan laki-laki tersebut. Laki-laki penasun (pengguna narkoba suntik) juga belum masuk hitungan.
"Pandangan masyarakat yang menganggap bahwa yang bisa positif terinfeksi HIV itu hanya pelacur adalah salah. Kasus ibu rumah tangga yang tertular justru banyak," ujar Naf seraya menekankan dampak jangka panjangnya jika ibu rumah tangga tersebut lantas hamil, bayi dalam kandungannya pun tak luput dari risiko infeksi HIV.
Menyambung pernyataan tersebut, pelaksana deputi bidang kesehatan reproduksi BKKBN, dr Nelly Nangoy, mengatakan bahwa hamil adalah hak setiap ibu. Namun, pada ibu yang terinfeksi HIV dianjurkan untuk tidak punya anak lagi dalam jangka 2-3 tahun.
"Jika ingin memakai kontrasepsi dianjurkan jangan yang mengandung estrogen karena dapat mengganggu penyerapan obat antiretroviral. IUD juga tidak disarankan karena berisiko terjadi perdarahan sehingga malah memperbesar risiko penularan," saran dia.
Mengingat rendahnya angka pemakaian kondom di kalangan kaum adam, wanita diharapkan tidak pasrah begitu saja. Salah satu alternatif adalah memakai kondom wanita.
Sementara itu, panitia PKN 2009 Todd Callahan yang juga Country Director DKT Indonesia melihat bahwasanya kesadaran dan pemahaman masyarakat Indonesia akan pemakaian kondom secara umum mengalami peningkatan. Sayangnya, dalam hal pemakaian masih rendah atau stagnan. Istilahnya mengetahui tapi tidak mau mempraktikkan.
Pihaknya melalui PKN yang diadakan setiap tahun sejak tahun 2007 terus mengedukasi masyarakat mengenai manfaat penggunaan kondom bagi kesehatan pribadi maupun pasangan guna mencegah infeksi menular seksual (IMS). "Penggunaan kondom termasuk cara termudah dan termurah dalam mencegah IMS termasuk HIV," tukasnya. ( okezone.com )
Hari ini dunia memperingati Hari AIDS Sedunia. Mengusung tema "Akses Universal dan Hak Asasi Manusia", masyarakat diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan virus HIV penyebab AIDS melalui tindakan pencegahan tepat. Bertepatan dengan itu, Indonesia untuk ketiga kalinya juga menggelar Pekan Kondom Nasional (PKN), 30 November-7 Desember 2009.
Hingga 30 September 2009, Departemen Kesehatan RI mencatat jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 18.442 kasus. Namun, kasus HIV dan AIDS bak fenomena gunung es, dimana jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit dibandingkan kondisi sebenarnya. Diperkirakan ratusan ribu orang saat ini yang hidup dengan HIV di Indonesia. Orang-orang yang hidup dengan HIV dan AIDS (ODHA) juga sudah makin beragam termasuk anak-anak, remaja, dan ibu rumah tangga.
Bila pada tahun-tahun pertama penyebaran virus HIV dan AIDS di Indonesia penyebab utamanya adalah melalui jarum suntik, saat ini tren penyebaran virus HIV dan AIDS telah bergeser ke perilaku seks berisiko.
Tahun 2008 misalnya, sebanyak 46,2 persen penularan HIV dan AIDS terjadi melalui hubungan seksual. Tahun ini, berdasarkan laporan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional bulan Januari- Maret 2009, proporsi penularan HIV melalui hubungan seksual (baik heteroseksual maupun homoseksual) bahkan mencapai 60 persen. Berhubungan seksual memang merupakan hak asasi manusia karena terkait pemenuhan kebutuhan biologis. Namun, jika risikonya bisa tertular HIV, siapa yang mau?
Sekretaris KPA Nasional, Nafsiah Mboi, mengatakan, Pekan Kondom Nasional ke-3 bertujuan menyelamatkan jiwa melalui pemakaian kondom pada setiap hubungan seksual berisiko. Nah, yang perlu digarisbawahi bahwasanya perilaku seks berisiko tidak selalu diartikan berzina atau merujuk pada kaum pekerja seks komersial.
"Hubungan seks pada pasangan suami-istri juga bisa berisiko terjadi penularan HIV kalau tidak memakai kondom, terutama bila salah satu pihak telah terinfeksi HIV," ujarnya dalam Seminar Nasional AIDS yang bersamaan dengan pembukaan PKN 2009 di auditorium FKUI Jakarta, kemarin.
Wanita yang akrab disapa Naf itu mengungkapkan, saat ini terdapat sekitar 233.000 pekerja seks komersial dengan jumlah laki-laki "pembeli" seks sekitar 7-9 juta orang. Ironisnya dari jumlah tersebut hanya 10-20 persen saja yang mau memakai kondom. Dengan kata lain, 6 juta wanita terancam terinfeksi HIV karena menikah dengan laki-laki tersebut. Laki-laki penasun (pengguna narkoba suntik) juga belum masuk hitungan.
"Pandangan masyarakat yang menganggap bahwa yang bisa positif terinfeksi HIV itu hanya pelacur adalah salah. Kasus ibu rumah tangga yang tertular justru banyak," ujar Naf seraya menekankan dampak jangka panjangnya jika ibu rumah tangga tersebut lantas hamil, bayi dalam kandungannya pun tak luput dari risiko infeksi HIV.
Menyambung pernyataan tersebut, pelaksana deputi bidang kesehatan reproduksi BKKBN, dr Nelly Nangoy, mengatakan bahwa hamil adalah hak setiap ibu. Namun, pada ibu yang terinfeksi HIV dianjurkan untuk tidak punya anak lagi dalam jangka 2-3 tahun.
"Jika ingin memakai kontrasepsi dianjurkan jangan yang mengandung estrogen karena dapat mengganggu penyerapan obat antiretroviral. IUD juga tidak disarankan karena berisiko terjadi perdarahan sehingga malah memperbesar risiko penularan," saran dia.
Mengingat rendahnya angka pemakaian kondom di kalangan kaum adam, wanita diharapkan tidak pasrah begitu saja. Salah satu alternatif adalah memakai kondom wanita.
Sementara itu, panitia PKN 2009 Todd Callahan yang juga Country Director DKT Indonesia melihat bahwasanya kesadaran dan pemahaman masyarakat Indonesia akan pemakaian kondom secara umum mengalami peningkatan. Sayangnya, dalam hal pemakaian masih rendah atau stagnan. Istilahnya mengetahui tapi tidak mau mempraktikkan.
Pihaknya melalui PKN yang diadakan setiap tahun sejak tahun 2007 terus mengedukasi masyarakat mengenai manfaat penggunaan kondom bagi kesehatan pribadi maupun pasangan guna mencegah infeksi menular seksual (IMS). "Penggunaan kondom termasuk cara termudah dan termurah dalam mencegah IMS termasuk HIV," tukasnya. ( okezone.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar