Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, dalam tempo 15 tahun mendatang persediaan minyak mentah Indonesia akan habis bila tidak ada penemuan ladang minyak baru. Selain minyak mentah, kata Presiden, persediaan Gas Alam Indonesia juga akan habis dalam waktu 60 tahun ke depan sementara sumber daya batu bara masih mencukupi untuk kurun waktu 150 tahun mendatang. Dengan kondisi berbagai sumber daya alam yang makin menipis itu, Yudhoyono selain menekan hemat energi, juga menekankan perlunya diversifikasi energi yang tidak lagi bertumpu kepada minyak, tetapi mulai menggunakan batu bara, gas, grothermol dan buiket.
Andalan Utama
Tanah air kita yang membujur dari Barat ke Timur kaya akan sumber alam baik di darat maupun di laut. Demi mensejahterakan masyarakat perlulah secara intensif bahan-bahan tambang yang terkandung di perut bumi itu digali. Kendati demikian dalam upaya menunjang perekonomian nasional, sektor pertambangan khususnya minyak dan gas bumi masih merupakan andalan utama dalam meraih pendapatan nasional.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian tambang dan sebagian besar telah dieksploitasi seperti minyak bumi, tanah, bauksit, batu granit, pasir bangunan dan lain-lain.
Kita menyadari bahwa pembangunan yang kita laksanakan sungguh memerlukan waktu cukup panjang dan menuntut kerja keras semua pihak. Dan jauh sebelum itu Indonesia masih mengimpor bahan bakar minyak tidak berati tidak ada kemampuan untuk menggali sumber-sumber minyak yang tersebar di berbagai wilayah Nusantara. Hal tersebut disebabkan masih harus mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menggali potensi bahan tambang baik di darat, maupun di laut.
Karena itu segala persiapan disemua bidang harus kita lakukan sebaik-baiknya, secermat-cermatnya dan dengan tanggungjawab yang sebesar-besarnya. Dengan terciptanya landasan yang kokoh itu nanti struktur ekonomi kita harus seimbang pada tingkat yang tinggi, ialah industri yang maju dengan dukungan pertanian yang kokoh. Semuanya ini mutlak memerlukan penguasaan dan penerapan teknologi.
Penerapan Teknologi
Sejarah perkembangan negara-negara industri modern menunjukkan bahwa penguasaan teknologi merupakan jalan pintas yang cepat untuk mencapai kemajuan masyarakatnya. Namun pengalaman mereka juga membuktikan bahwa kemajuan itu bukannya tanpa bahaya yang mendatangkan berbagai penyakit dan krisis dibidang sosial maupun ekonomi.
Untuk membangun masyarakat modern, harus mampu menyerap teknologi. Teknologi harus menjadi milik kita, menjadi bagian dari kehidupan yang berakar dan tumbuh dalam masyarakat.
Kilang Dumai yang diperluas sebagai salah satu contoh penting, bagaimana memanfaatkan teknologi tinggi untuk mengolah sesuatu menjadi bahan yang lebih bermutu, lebih bermanfaat dan lebih bernilai.
Kilang yang lama, disamping menghasilkan bahan bakar minyak, juga menghasilkan residu. Karena residu itu tidak dapat kita gunakan di sini, maka residu tadi kita ekspor. Tetapi harga pasaran internasionali saat ini rendah, pemasarannya pun sulit. Karena itu, dengan menggunakan teknologi tinggi dapat diolah menjadi bahan bakar minyak, terutama berupa minyak tanah dan minyak bakar.
Untuk meningkatkan kualitas bahan bakar minyak dengan penetapan teknologi tinggi perlu dilakukan studi dan pendalaman untuk mendorong pertumbuhan industri pengembangan energi. Oleh karena itu, diperlukan pengerahan tenaga ahli yang berkemampuan untuk mengolah sendiri terhadap kekayaan energi dan bahan tambang yang masih banyak terpendam di perut bumi. Dengan adanya kilang Dumai ini tidak saja secara nasional dapat menambah devisa negara, banyak menyerap tenaga kerja, tetapi yang jelas adalah perubahan mendasar yang terjadi di masyarakat Riau khususnya yang dahulu Dumai hanya sebagai suatu desa nelayan yang sepi dan kecil, kini telah berkembang pesat berkat pembangunan kilang minyak sebagai sebagai daerah industri besar.
Dengan demikian harkat dan martabat masyarakat Dumai khususnya yang sebelumnya belum banyak dikenal masyarakat, kini setelah beroperasinya kilang tersebut lebih menikmati hasilnya terutama dampak adanya peningkatan produksi. Dengan terus meningkatnya volume pembangunan dan pertumbuhan ekonomi khususnya di Riau maka lebih dimungkinkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan akan lebih mendorong partisipasi pembangunan.
Partner pemerintah dalam menagani masalah minyak adalah Pertamina, salah satu perusahaan yang secara keseluruhan menangani proses perminyakan, mulai dari eksplorasi, produksi, pengolahan sampai kepada penawaran atas dasar kontrak bagi hasil. Pertamina bekerjasama dengan perusahaan asing, disamping mengerjakan sendiri pengeboran baru diberbagai tempat di Indonesia.
Industri Minyak Masa Depan
Pembangunan kilang-kilang baik untuk menghasilkan bahan bakar maupun bahan baku industri perlu terus digali. Kilang-kilang baru itu nanti dapat dicari disekitar pusat perminyakan di Indonesia seperti ; Balikpapan, Palembang, Dumai dan Lhok Seumawe. Ditempat-tempat itu cukup banyak sumber bahan bakunya, yaitu minyak dan gas bumi.
Disamping untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan masyarakat sendiri, kita membangun proyek-proyek pengolahan minyak dan gas bumi juga untuk memenuhi kebutuhan kawasan disektor kita yang pertumbuhannya juga pesat. Dengan demikian, selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, produk dan kilang-kilang pengolahan minyak dan gas bumi kita tujukan juga untuk ekspor. Dimasa depan industri pengolahan minyak dan gas itu dapat kita gali diberbagai daerah lain di Indonesia yang kita harapkan akan menemukan cadangan gas yang cukup besar, seperti di Jawa Timur, Pulau Bintan dan dikawasan Indonesia Bagian Timur.
Pada saatnya nanti kita tidak lagi hanya akan mengekspor minyak mentah, tetapi kita akan lebih menghasilkan produk-produk olahan hasil minyak dan gas bumi. Secara bertahap pola ekspor minyak akan berubah dari ekspor minyak mentah ke ekspor bahan olahan. Jika keadaan ekonomi sudah memungkinkan, pada suatu saat nanti, harus dihentikan ekspor minyak mentah dan mencadangkannya untuk kebutuhan dalam negeri. Selama kemampuan masih ada kita akan melanjutkan ekspor minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan negara-negara lain, terutama di Asia Tenggara dan kawasan Pasifik. Selama ini negara-negara itu mengandalkan suplai minyak bumi di Indonesia.
Strategi pengembangan industri perminyakan diarahkan untuk memperkokoh ketahanan ekonomi. Sebab kita ingin bersandar pada kemandirian dalam bidang energi, dan berbagai bahan baku untuk kebutuhan industri yang vital bagi kehidupan masyarakat. Strategi tadi sekaligus meningkatkan perolehan devisa. Kita juga ingin menikmati hasil nilai tambah dari pengolahan sendiri minyak bumi dan gas alam kita. Disamping itu, dengan ikut serta dalam proses pembangunan kilang-kilang serta dalam pengendalian operasinya, maka taraf penguasaan teknologi kita juga meningkat.
Kebijaksanaan Pengolahan Gas Bumi.
Dimasa depan masalah energi akan menjadi lebih peka bukan hanya di Indonesia, tetapi juga diseluruh dunia karena makin ketatnya keseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan. Oleh karena itu, perlu mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengelola gas bumi sebagai sumber kekayaan yang amat berharga.
Untuk itu pemerintah tetap menggarisbawahi beberapa pokok kebijakan pengolahan gas bumi. Pertama, gas bumi disamping tetap merupakan sumber penghasil devisa, untuk jangka panjang juga merupakan sumber energi dan bahan bakar industri dalam yang harus dapat diandalkan. Mengingat kebutuhan energi dalam negeri yang makin meningkat, maka kita harus mencadangkan gas bumi kita untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sejauh mungkin ke depan. Untuk itu sumber-sumber gas bumi yang berada di sekitar pusat-pusat konsumsi seperti Pulau jawa, sebaiknya dicadangkan untuk kebutuhan dalam negeri. Ini termasuk gas bumi yang dapat kita gali. Gas bumi dari lapangan-lapangan yang jauh dari pusat-pusat konsumsi sepeti di Bontang, Arun, dan Kepulauan Natuna tersimpan lebih kurang 40 % cadangan gas bumi yang kita ketahui sampai sekarang, dapat diperuntukkan untuk ekspor.
Kedua, penggunaan gas bumi dalam rangka diversifikasi energi perlu terus dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan. Untuk kepentingan jangka panjang perlu diusahakan agar gas bumi dapat lebih besar berperan menggantikan BBM baik untuk rumah tangga, untuk industri maupun untuk transportasi. Salah satu yang harus menjadi sasaran adalah mengkonversi gas menjadi BBM. Untuk itu Pertamina harus mulai mengadakan penelaahan, sehingga pada saat kemampuan produksi minyak bumi kita menurun, kita lebih mengalihkan sebagain kebutuhan BBM kepada sumber energi lain seperti gas bumi.
Ketiga, Untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang meningkat, kita juga harus mendorong ditemukannya cadangan-cadangan gas bumi yang baru, disamping cadangan-cadangan minyak bumi baru. Meskipun cadangan gas bumi yang kita ketahui sekarang termasuk potensial, lebih besar dibanding minyak bumi, namun untuk kebutuhan jangka panjang cadangan tersebut masih kurang mencukupi. Kita harus mampu terus meningkatkannya. Kemungkinan itu cukup besar, oleh karena secara geologi kita memiliki sumber daya gas bumu yang seharusnya lebih besar dari yang telah kita ketahui sekarang.
Pemerintah menyadari bahwa untuk itu perlu diciptakan suasana yang dapat menggairahkan usaha pencaharian dan pengembangan gas bumi; antara lain melalui penetapan harga gas bumi yang harus dilandaskan pada nilai keekonomiannya. Untuk tujuan-tujuan tertentu yang berdampak luas dan menyangkut hajat hidup rakyat banyak, dalam hal harga gas bumi perlu lebih rendah, misalnya untuk produksi pupuk urea guna memenuhi kebutuhan para petani. Pemerintah memikul sebagian bebannya. er/try
Andalan Utama
Tanah air kita yang membujur dari Barat ke Timur kaya akan sumber alam baik di darat maupun di laut. Demi mensejahterakan masyarakat perlulah secara intensif bahan-bahan tambang yang terkandung di perut bumi itu digali. Kendati demikian dalam upaya menunjang perekonomian nasional, sektor pertambangan khususnya minyak dan gas bumi masih merupakan andalan utama dalam meraih pendapatan nasional.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian tambang dan sebagian besar telah dieksploitasi seperti minyak bumi, tanah, bauksit, batu granit, pasir bangunan dan lain-lain.
Kita menyadari bahwa pembangunan yang kita laksanakan sungguh memerlukan waktu cukup panjang dan menuntut kerja keras semua pihak. Dan jauh sebelum itu Indonesia masih mengimpor bahan bakar minyak tidak berati tidak ada kemampuan untuk menggali sumber-sumber minyak yang tersebar di berbagai wilayah Nusantara. Hal tersebut disebabkan masih harus mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menggali potensi bahan tambang baik di darat, maupun di laut.
Karena itu segala persiapan disemua bidang harus kita lakukan sebaik-baiknya, secermat-cermatnya dan dengan tanggungjawab yang sebesar-besarnya. Dengan terciptanya landasan yang kokoh itu nanti struktur ekonomi kita harus seimbang pada tingkat yang tinggi, ialah industri yang maju dengan dukungan pertanian yang kokoh. Semuanya ini mutlak memerlukan penguasaan dan penerapan teknologi.
Penerapan Teknologi
Sejarah perkembangan negara-negara industri modern menunjukkan bahwa penguasaan teknologi merupakan jalan pintas yang cepat untuk mencapai kemajuan masyarakatnya. Namun pengalaman mereka juga membuktikan bahwa kemajuan itu bukannya tanpa bahaya yang mendatangkan berbagai penyakit dan krisis dibidang sosial maupun ekonomi.
Untuk membangun masyarakat modern, harus mampu menyerap teknologi. Teknologi harus menjadi milik kita, menjadi bagian dari kehidupan yang berakar dan tumbuh dalam masyarakat.
Kilang Dumai yang diperluas sebagai salah satu contoh penting, bagaimana memanfaatkan teknologi tinggi untuk mengolah sesuatu menjadi bahan yang lebih bermutu, lebih bermanfaat dan lebih bernilai.
Kilang yang lama, disamping menghasilkan bahan bakar minyak, juga menghasilkan residu. Karena residu itu tidak dapat kita gunakan di sini, maka residu tadi kita ekspor. Tetapi harga pasaran internasionali saat ini rendah, pemasarannya pun sulit. Karena itu, dengan menggunakan teknologi tinggi dapat diolah menjadi bahan bakar minyak, terutama berupa minyak tanah dan minyak bakar.
Untuk meningkatkan kualitas bahan bakar minyak dengan penetapan teknologi tinggi perlu dilakukan studi dan pendalaman untuk mendorong pertumbuhan industri pengembangan energi. Oleh karena itu, diperlukan pengerahan tenaga ahli yang berkemampuan untuk mengolah sendiri terhadap kekayaan energi dan bahan tambang yang masih banyak terpendam di perut bumi. Dengan adanya kilang Dumai ini tidak saja secara nasional dapat menambah devisa negara, banyak menyerap tenaga kerja, tetapi yang jelas adalah perubahan mendasar yang terjadi di masyarakat Riau khususnya yang dahulu Dumai hanya sebagai suatu desa nelayan yang sepi dan kecil, kini telah berkembang pesat berkat pembangunan kilang minyak sebagai sebagai daerah industri besar.
Dengan demikian harkat dan martabat masyarakat Dumai khususnya yang sebelumnya belum banyak dikenal masyarakat, kini setelah beroperasinya kilang tersebut lebih menikmati hasilnya terutama dampak adanya peningkatan produksi. Dengan terus meningkatnya volume pembangunan dan pertumbuhan ekonomi khususnya di Riau maka lebih dimungkinkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan akan lebih mendorong partisipasi pembangunan.
Partner pemerintah dalam menagani masalah minyak adalah Pertamina, salah satu perusahaan yang secara keseluruhan menangani proses perminyakan, mulai dari eksplorasi, produksi, pengolahan sampai kepada penawaran atas dasar kontrak bagi hasil. Pertamina bekerjasama dengan perusahaan asing, disamping mengerjakan sendiri pengeboran baru diberbagai tempat di Indonesia.
Industri Minyak Masa Depan
Pembangunan kilang-kilang baik untuk menghasilkan bahan bakar maupun bahan baku industri perlu terus digali. Kilang-kilang baru itu nanti dapat dicari disekitar pusat perminyakan di Indonesia seperti ; Balikpapan, Palembang, Dumai dan Lhok Seumawe. Ditempat-tempat itu cukup banyak sumber bahan bakunya, yaitu minyak dan gas bumi.
Disamping untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan masyarakat sendiri, kita membangun proyek-proyek pengolahan minyak dan gas bumi juga untuk memenuhi kebutuhan kawasan disektor kita yang pertumbuhannya juga pesat. Dengan demikian, selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, produk dan kilang-kilang pengolahan minyak dan gas bumi kita tujukan juga untuk ekspor. Dimasa depan industri pengolahan minyak dan gas itu dapat kita gali diberbagai daerah lain di Indonesia yang kita harapkan akan menemukan cadangan gas yang cukup besar, seperti di Jawa Timur, Pulau Bintan dan dikawasan Indonesia Bagian Timur.
Pada saatnya nanti kita tidak lagi hanya akan mengekspor minyak mentah, tetapi kita akan lebih menghasilkan produk-produk olahan hasil minyak dan gas bumi. Secara bertahap pola ekspor minyak akan berubah dari ekspor minyak mentah ke ekspor bahan olahan. Jika keadaan ekonomi sudah memungkinkan, pada suatu saat nanti, harus dihentikan ekspor minyak mentah dan mencadangkannya untuk kebutuhan dalam negeri. Selama kemampuan masih ada kita akan melanjutkan ekspor minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan negara-negara lain, terutama di Asia Tenggara dan kawasan Pasifik. Selama ini negara-negara itu mengandalkan suplai minyak bumi di Indonesia.
Strategi pengembangan industri perminyakan diarahkan untuk memperkokoh ketahanan ekonomi. Sebab kita ingin bersandar pada kemandirian dalam bidang energi, dan berbagai bahan baku untuk kebutuhan industri yang vital bagi kehidupan masyarakat. Strategi tadi sekaligus meningkatkan perolehan devisa. Kita juga ingin menikmati hasil nilai tambah dari pengolahan sendiri minyak bumi dan gas alam kita. Disamping itu, dengan ikut serta dalam proses pembangunan kilang-kilang serta dalam pengendalian operasinya, maka taraf penguasaan teknologi kita juga meningkat.
Kebijaksanaan Pengolahan Gas Bumi.
Dimasa depan masalah energi akan menjadi lebih peka bukan hanya di Indonesia, tetapi juga diseluruh dunia karena makin ketatnya keseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan. Oleh karena itu, perlu mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengelola gas bumi sebagai sumber kekayaan yang amat berharga.
Untuk itu pemerintah tetap menggarisbawahi beberapa pokok kebijakan pengolahan gas bumi. Pertama, gas bumi disamping tetap merupakan sumber penghasil devisa, untuk jangka panjang juga merupakan sumber energi dan bahan bakar industri dalam yang harus dapat diandalkan. Mengingat kebutuhan energi dalam negeri yang makin meningkat, maka kita harus mencadangkan gas bumi kita untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sejauh mungkin ke depan. Untuk itu sumber-sumber gas bumi yang berada di sekitar pusat-pusat konsumsi seperti Pulau jawa, sebaiknya dicadangkan untuk kebutuhan dalam negeri. Ini termasuk gas bumi yang dapat kita gali. Gas bumi dari lapangan-lapangan yang jauh dari pusat-pusat konsumsi sepeti di Bontang, Arun, dan Kepulauan Natuna tersimpan lebih kurang 40 % cadangan gas bumi yang kita ketahui sampai sekarang, dapat diperuntukkan untuk ekspor.
Kedua, penggunaan gas bumi dalam rangka diversifikasi energi perlu terus dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan. Untuk kepentingan jangka panjang perlu diusahakan agar gas bumi dapat lebih besar berperan menggantikan BBM baik untuk rumah tangga, untuk industri maupun untuk transportasi. Salah satu yang harus menjadi sasaran adalah mengkonversi gas menjadi BBM. Untuk itu Pertamina harus mulai mengadakan penelaahan, sehingga pada saat kemampuan produksi minyak bumi kita menurun, kita lebih mengalihkan sebagain kebutuhan BBM kepada sumber energi lain seperti gas bumi.
Ketiga, Untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang meningkat, kita juga harus mendorong ditemukannya cadangan-cadangan gas bumi yang baru, disamping cadangan-cadangan minyak bumi baru. Meskipun cadangan gas bumi yang kita ketahui sekarang termasuk potensial, lebih besar dibanding minyak bumi, namun untuk kebutuhan jangka panjang cadangan tersebut masih kurang mencukupi. Kita harus mampu terus meningkatkannya. Kemungkinan itu cukup besar, oleh karena secara geologi kita memiliki sumber daya gas bumu yang seharusnya lebih besar dari yang telah kita ketahui sekarang.
Pemerintah menyadari bahwa untuk itu perlu diciptakan suasana yang dapat menggairahkan usaha pencaharian dan pengembangan gas bumi; antara lain melalui penetapan harga gas bumi yang harus dilandaskan pada nilai keekonomiannya. Untuk tujuan-tujuan tertentu yang berdampak luas dan menyangkut hajat hidup rakyat banyak, dalam hal harga gas bumi perlu lebih rendah, misalnya untuk produksi pupuk urea guna memenuhi kebutuhan para petani. Pemerintah memikul sebagian bebannya. er/try
Tidak ada komentar:
Posting Komentar