Jumat, 11 Juli 2008

Tarzan, Bukan Khayalan!




TARZAN adalah tokoh fiktif yang diciptakan Edgar Rice Burroughs, yang muncul pertama kali dalam novel Tarzan of the Apes, di tahun 1912, dan ada 23 kisah lanjutannya.
Dalam kisah itu digambarkan bahwa Tarzan adalah anak sebuah keluarga bangsawan Britania, yang ditinggalkan di pantai Afrika oleh para pemberontak. Orangtuanya meninggal ketika ia masih kecil, lalu ia dibesarkan kera-kera besar, yang spesiesnya tidak dikenal oleh ilmu pengetahuan. Kala adalah induk kera yang mengasuhnya.

Tarzan, yang berkulit putih, adalah nama keranya. Nama Inggrisnya adalah John Clayton, Lord Greystoke. Ketika beranjak dewasa, ia berjumpa dengan Jane, dan ketika Jane kembali ke Amerika, Tarzan meninggalkan rimba untuk mencari pujaan hatinya.

Tarzan menikah dengan Jane, dan tinggal bersamanya untuk beberapa lama di Inggris. Mereka mempunyai seorang anak lelaki, Jack, yang mengambil nama kera Korak. Tarzan tidak suka akan kemunafikan peradaban dunia, karena itulah ia dan Jane kembali ke Afrika dan tinggal di sana hingga sekarang, karena keduanya abadi. Tentu saja, novel ini dibuat berbagai versi film.
Nah, di alam nyata, ternyata tidak sedikit keturunan manusia yang diasuh hewan liar. Mereka masuk dalam kelompok feral children (anak-anak liar). Jumlahnya, kian hari kian bertambah. Bahkan pekerja-pekerja kemanusiaan, tidak sedikit mendapatkan laporan ditemukannya farel children ini, di berbagai kawasan hutan seluruh dunia.

Para pekerja kemanusiaan mencoba mengembalikan 'insting kemanusiaan' mereka, dan mencoba mengikis insting kehewanan, juga merubah 'bahasa hewan' menjadi bahasa manusia.
Memang beberapa nama yang berhasil dikembalikan kepada peradaban manusia, seperti Andrei Tolstyk. Dia dibesarkan oleh anjing liar, ketika umurnya masih tiga bulan. Saat ditemukan pada usia 7 tahun, dia berjalan dengan merangkak (dua tangan dan dua kaki).

Para pekerja kemanusiaan butuh bertahun-tahun untuk mengajari Andrei, mulai dari berjalan, menghilangkan geraman dan auman, mengenal peradaban dan percakapan manusia.
Sementara di hutan Aveyron Prancis, ditemukan Victor yang sudah berusia 11 tahun,. Dia sangat mirip srigala. Mulai dari erangan, cara bertarung dan memakan daging mentah. Saat pertama kali ditemukan tahun 1799, dia bersama kerumunan srigala yang sedang berburu. Cara merangkak yang sangat cepat ini, menjadikan dia semakin kesulitan diajari berjalan dengan dua kaki. Dia lebih suka berlari dengan merangkak.Di tubuh Victor ditemukan banyak bekas luka cakar, sehingga menyebabkan tubuhnya sangat kasar seperti parut. Maklum, Victor ditemukan sudah 11 tahun bersama srigala, dan menuju kedewasaan seorang srigala. Masa lalu Victor tidak diketahui.

Sementara di Uganda, ada seorang anak yang dibesarkan oleh monyet besar Uganda. Dia adalah John Ssebunya. Saat ditemukan tahun 1991, dia berusia 6 tahun. Dia terlihat dalam pengasuhan dan pengawasan 'ketua' monyet besar. Jadi, ketika tim kemanusiaan berusaha menyelamatkan John Ssebunya, mendapat perlawanan dari kawanan monyet. John Ssebunya sendiri, memilih hidup bersama monyet, dan takut jika didekati manusia.

Akhirnya terkuak, John Ssebunya lari dari rumah menuju hutan, setelah melihat ayahnya membunuh ibunya. Ternyata, dia bisa diterima sekelompok monyet besar Uganda, dan diberi makan. Untuk mendapatkan pengaruh di kelompok monyet itu, John Ssebunya harus berkelahi dengan monyet lain, dan jari-jari tangannya putus, setelah digigit rivalnya. Meski sudah bersama manusia, John Ssebunya tetap berkelakuan seperti monyet.

Harian bangsa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar