Permasalahan anak jalanan dan Gepeng (Gelandangan dan Pengemis) pada dasarnya merupakan tanggung jawab kita bersama, sebab secara tidak langsung yang membuat mereka semakin asyik dan betah berada dijalanan adalah kita semua. Karena secara sadar atau tidak sadar kita telah mendidik mereka, “bahwa untuk memperoleh uang itu begitu mudah”. tidak perlu bekerja keras, tidak perlu bersekolah tinggi-tinggi namun tetap bisa punya uang, bahkan bisa lebih banyak dari pada orang berdasi, dan sungguh bekerja keras.
Disini kita tidak bicara dalam konteks kemanusiaan, tetapi kita mencoba bicara dalam konteks edukasi. Kalau semakin hari semakin banyak saja anak-anak jalanan, siapakah yang disebut dengan Tunas-Tunas Bangsa?. Lalu akan makin banyak migrasi dari desa ke kota. Karena menganggap di kota mudah untuk mendapatkan uang, jadi jangan terkejut jika suatu saat nanti di Jakarta atau kota-kota besar lainnya lebih banyak gembel dan pengemis dari pada warga yang bekerja atau berusaha, semoga menjadi masukan berharga bagi kita semua.
Jika dihitung secara matematis, uang yg kita berikan kepada mereka bisa mencapai jutaan rupiah, Fantastis bukan. Ambil contoh : jika setiap anak jalanan bisa mendapatkan penghasilan Rp. 20 – 30 ribu perhari, dalam sebulan mereka bisa mengumpulkan uang sebesar Rp. 600 – 900 ribu. Jika dikalikan dengan jumlah anak jalanan yg berada di Jabotabek yg mencapai angka 75 ribu anak (berdasarkan data terakhir Komisi Nasional Perlindungan Anak) Berarti dalam sehari uang receh yg di kumpulkan para anak jalanan bisa mencapai jutaan rupiah bahkan bisa mencapai Rp. 0,5 miliar perhari.
Pemecahan masalah diatas baiknya pemerintah ataupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) mendirikan sebuah yayasan untuk mereka semua. Dimana biaya dari yayasan tersebut bersumber dari uang sumbangan yang biasanya kita berikan tiap hari, dengan cara menyisakan atau menyisipkan uang tersebut kedalam celengan yang tiap bulannya kita setorkan ke lembaga atau yayasan yang mengurusi
tersebut. Yayasan tersebut harus membuat sebuah Lapangan kerja baru dari modal sumbangan yang kita berikan. Agar mereka bisa mandiri.
Jadi, kita tidak perlu lagi memberikan uang kepada Anjal dan Kaum Gepeng, karena sudah ada sebuah yayasan yang mengurusinya. Semua tidak akan berjalan lancar dari kepedulian kita semua.
Disini kita tidak bicara dalam konteks kemanusiaan, tetapi kita mencoba bicara dalam konteks edukasi. Kalau semakin hari semakin banyak saja anak-anak jalanan, siapakah yang disebut dengan Tunas-Tunas Bangsa?. Lalu akan makin banyak migrasi dari desa ke kota. Karena menganggap di kota mudah untuk mendapatkan uang, jadi jangan terkejut jika suatu saat nanti di Jakarta atau kota-kota besar lainnya lebih banyak gembel dan pengemis dari pada warga yang bekerja atau berusaha, semoga menjadi masukan berharga bagi kita semua.
Jika dihitung secara matematis, uang yg kita berikan kepada mereka bisa mencapai jutaan rupiah, Fantastis bukan. Ambil contoh : jika setiap anak jalanan bisa mendapatkan penghasilan Rp. 20 – 30 ribu perhari, dalam sebulan mereka bisa mengumpulkan uang sebesar Rp. 600 – 900 ribu. Jika dikalikan dengan jumlah anak jalanan yg berada di Jabotabek yg mencapai angka 75 ribu anak (berdasarkan data terakhir Komisi Nasional Perlindungan Anak) Berarti dalam sehari uang receh yg di kumpulkan para anak jalanan bisa mencapai jutaan rupiah bahkan bisa mencapai Rp. 0,5 miliar perhari.
Pemecahan masalah diatas baiknya pemerintah ataupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) mendirikan sebuah yayasan untuk mereka semua. Dimana biaya dari yayasan tersebut bersumber dari uang sumbangan yang biasanya kita berikan tiap hari, dengan cara menyisakan atau menyisipkan uang tersebut kedalam celengan yang tiap bulannya kita setorkan ke lembaga atau yayasan yang mengurusi
tersebut. Yayasan tersebut harus membuat sebuah Lapangan kerja baru dari modal sumbangan yang kita berikan. Agar mereka bisa mandiri.
Jadi, kita tidak perlu lagi memberikan uang kepada Anjal dan Kaum Gepeng, karena sudah ada sebuah yayasan yang mengurusinya. Semua tidak akan berjalan lancar dari kepedulian kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar