Minggu, 13 April 2008

Kurang Tidur Percepat Kematian !

Saya seorang penggemar tidur. Sebegitu gemarnya saya, seperti layaknya menjaga milik saya sedapat mungkin. Hanya kemarin ketika saya memberi kuliah tentang manfaat tidur dan bagaimana cara memastikan kita mendapatkan tidur yang cukup. Sebagian antusiasme tidur saya disebabkan karena kemampuannya untuk mengembalikan energi kita, oleh karena itu dapat memelihara dan meningkatkan tenaga dan kewaspadaan kita secara umum. Yang kurang dipahami, barangkali, adalah bahwa tidur yang cukup dapat pula dihubungkan dengan mengurangi resiko penyakit kronis termasuk penyakit jantung dan kencing manis tipe 2.

Karena badan kita menuntut diri kita berlaku adil terhadap waktu tidur kita, tak perlu terlalu terkejut bila kemudian kita menemukan alasan yang baik untuk itu.

Beberapa bulan lalu sebuah penelitian terungkap, yang nampaknya ditampilkan untuk menambah bukti bahwa tidur adalah suatu faktor penting dalam pemeliharaan kesehatan. Penelitian yang hingga kini tidak diterbitkan tersebut, disampaikan pada saat pertemuan British Sleep Society berlangsung. Berikut adalah hal-hal yang diperlukan studi dan hasil temuan-temuannya.

Peneliti telah melaksanakan analisa selama 17 tahun kepada lebih dari 10,000 pegawai sipil Inggris.
Pola tidur para peserta dievaluasi antara tahun 1985–1988 dan 1992–1993. Kemudian masing-masing individu diamati hingga tahun 2004.

Khususnya, peneliti mencatat apa yang terjadi pada kesehatan para peserta jika mereka memotong waktu tidur mereka dari tujuh jam tiap malamnya menjadi lima jam saja, seolah-olah hal itu bukanlah hal yang luar biasa bagi para peserta untuk mempersingkat waktu tidur mereka disaat pekerjaan dan tanggung jawab lainnya menjadi berlebihan.

Mereka yang memotong waktu tidur mereka dengan cara ini, ditemukan memiliki resiko kematian dua kali lipat dari penyakit kardiovascular (misal: serangan jantung atau stroke). Dan resiko kematian keseluruhan naik menjadi 70 persen.

Sangat mungkin dalam penelitian semacam ini (secara epidemiologi, ilmu yang mempelajari faktor yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya suatu populasi) terdapat faktor-faktor "X" yang mungkin bertanggung jawab atas hubungan yang ditemukan antara tingkat tidur yang rendah dan peningkatan resiko penyakit. Sebagai contoh, seseorang yang pekerjaannya duduk dalam jangka waktu lama, mungkin mengalami tidur yang tidak enak, dan barangkali hal tersebut juga dikarenakan minimnya aktivitas yang membuat mereka terjadi peningkatan resiko penyakit. Dalam penelitian ini, faktor “X” seperti aktivitas, umur, jenis kelamin, status perkawinan, status merokok, indeks volume tubuh, dan tekanan darah termasuk hal-hal yang patut dipertimbangkan dengan seksama.

Penilaian ini memperkuat kredibilitas atas hubungan antara kekurangan tidur dengan peningkatan resiko kematian, yang menyatakan bahwa memotong waktu tidur mungkin benar-benar merupakan penyebab kematian datang lebih awal. Oleh Dr. John Briffa (The Epoch Times/feb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar